Anak Terlalu Cepat Mengenal Teknologi, Peran Orang Tua Jadi Kunci

Anak dan Teknolgi dan peran orang tua

Di era digital saat ini, anak-anak sudah akrab dengan teknologi sejak usia sangat dini. Dari bermain game online, menonton video di YouTube, hingga menggunakan media sosial, semua tersedia hanya dalam satu genggaman. Namun, cepatnya anak mengenal teknologi memunculkan kekhawatiran baru: apakah mereka siap menghadapinya tanpa pengawasan?

Menurut banyak praktisi pendidikan dan psikolog anak, penggunaan teknologi yang tidak terpantau bisa berdampak negatif, seperti kecanduan gadget, terpapar konten tidak sesuai usia, hingga menjadi korban cyberbullying.

“Kita tidak bisa menolak teknologi, tapi kita bisa membekali anak dengan pemahaman yang benar dan memberi batasan,” ujar Dr. Rina Astari, psikolog anak dan remaja dari Jakarta.

Orang Tua Harus Hadir, Bukan Hanya Memberi Gawai

Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak-anak menggunakan internet. Bukan hanya menyediakan perangkat atau jaringan Wi-Fi, orang tua juga perlu:

  • Mengenalkan etika digital sejak dini
  • Membatasi screen time sesuai usia
  • Memantau aktivitas online secara berkala
  • Berdialog terbuka mengenai apa yang mereka akses
  • Menggunakan aplikasi parental control jika perlu

Anak-anak usia dini cenderung meniru tanpa memilah. Jika tidak diarahkan, mereka bisa menganggap semua yang dilihat di internet adalah kebenaran.


Pendidikan Digital Dimulai dari Rumah

Sekolah mungkin bisa memberi pelajaran tentang literasi digital, tapi pondasi utama tetap berasal dari rumah. Dengan pendekatan yang terbuka dan penuh kasih, anak akan lebih mudah diarahkan dan diberi pengertian tentang batas-batas sehat dalam menggunakan teknologi.

“Anak-anak butuh pendamping, bukan pengawas yang hanya melarang. Ajari mereka bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan di dunia maya,” tambah Dr. Rina.

Teknologi adalah alat, bukan musuh. Namun, ketika anak-anak menggunakannya tanpa arahan, alat itu bisa berubah menjadi ancaman. Peran aktif orang tua sangat dibutuhkan, bukan untuk membatasi kreativitas anak, melainkan untuk melindungi, membimbing, dan membentuk karakter digital yang sehat.

Previous Article

Pakar Soroti Risiko Keamanan Data di Aplikasi World App

Next Article

Tips Pakai Google Classroom untuk Belajar Lebih Efektif

Write a Comment

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Subscribe to our Newsletter

Subscribe to our email newsletter to get the latest posts delivered right to your email.
Pure inspiration, zero spam ✨