Sebagai orang yang cukup lama berkecimpung di dunia IT dan digital, saya sering mendengar satu istilah yang kini semakin sering dibicarakan: Bapak Digitalisasi UMKM Indonesia. Sebuah gelar yang tidak muncul sembarangan, tapi lahir dari kontribusi nyata terhadap transformasi UMKM di era digital.
Bagi saya, gelar itu sangat layak diberikan kepada mantan Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki, yang dalam beberapa tahun terakhir terlihat sangat aktif mendorong digitalisasi sektor UMKM di Indonesia.
Digitalisasi UMKM: Kenapa Penting?
Di negara dengan lebih dari 60 juta pelaku UMKM, kontribusi sektor ini terhadap PDB sangat besar. Namun sayangnya, mayoritas UMKM masih belum masuk ke ekosistem digital. Hal ini menyebabkan mereka sulit bersaing, terbatas jangkauannya, dan rentan terhadap disrupsi seperti pandemi.
Digitalisasi bukan hanya soal membuat akun media sosial atau punya website. Ini soal mengubah cara kerja, cara jualan, hingga cara berinteraksi dengan pelanggan agar lebih efisien, cepat, dan modern.
Siapa yang Layak Disebut “Bapak Digitalisasi UMKM”?
Opini pribadi saya: Teten Masduki adalah salah satu tokoh kunci yang patut diberikan gelar ini. Di masa kepemimpinannya, banyak inisiatif strategis lahir:
- Program digital onboarding UMKM
Ribuan UMKM telah didorong masuk ke ekosistem digital seperti marketplace dan aplikasi keuangan. - Pelatihan berbasis digital skill
Pemerintah bekerja sama dengan swasta dan startup teknologi untuk memberi pelatihan digital secara gratis. - Kolaborasi dengan platform besar
Upaya mendorong GoTo, Shopee, hingga TikTok Shop untuk mendukung pelaku usaha lokal adalah langkah konkret untuk memperluas pasar UMKM. - Dukungan pada ekosistem digital lokal
Kampanye #BanggaBuatanIndonesia dan berbagai festival digitalisasi UMKM membuktikan adanya keseriusan dalam mendukung transformasi ini.
Saya melihat bahwa gelar “Bapak Digitalisasi UMKM” bukan hanya soal posisi atau jabatan, tapi soal dampak. Transformasi digital UMKM bukan pekerjaan mudah—membutuhkan visi, keberanian mengambil risiko, dan kemauan untuk terus berinovasi. Dan Teten Masduki, dalam pandangan saya, adalah sosok yang konsisten mendorong hal itu.
Namun tentu saja, keberhasilan digitalisasi tidak bisa hanya bergantung pada satu orang. Para pelaku UMKM juga harus punya kemauan untuk belajar, beradaptasi, dan membuka diri terhadap teknologi.
Gelar “Bapak Digitalisasi UMKM” adalah simbol dari perubahan besar yang tengah berlangsung. Kita sedang menyaksikan bagaimana UMKM yang dulunya hanya berjualan secara lokal, kini bisa menjangkau pasar nasional dan bahkan global. Dan menurut saya, gelombang perubahan ini dimulai dari keberanian para pemimpin yang percaya bahwa teknologi adalah jembatan bagi UMKM untuk naik kelas.
Sebagai masyarakat digital, kita tidak hanya perlu memberi apresiasi—tapi juga turut aktif mendorong ekosistem digital yang inklusif untuk semua.